Friday, June 28, 2019

Mengapa ketika orang terluka tidak langsung merasa kesakitan?




Kamu baru saja menemukan situasi nyata bagaimana tubuh kita menolong para nenek moyang untuk tetap tenang saat hendak dijadikan camilan oleh mbahnya si mpus di zaman batu dulu ヽ(・∀・)

Sumber gambar : Fight or Flight Response
Ketika kita berada dalam sebuah situasi yang menegangkan dan membuat stress, seperti saat mengalami kecelakaan lalu lintas, menemukan ada sarang tawon sebesar kepala kambing di dapur, dikejar - kejar penagih hutang, maupun saat ̶p̶a̶s̶a̶n̶g̶a̶n̶ ̶m̶e̶n̶g̶e̶c̶e̶k̶ ̶i̶s̶i̶ ̶o̶b̶r̶o̶l̶a̶n̶ ̶w̶h̶a̶t̶s̶a̶p̶p̶, tubuh kita akan mengaktifkan suatu mekanisme "flight or fight".
Mekanisme ini terdiri dari : [1]
  • Meningkatnya denyut jantung.
  • Mengalirnya darah ke otot - otot anggota gerak seperti tangan dan kaki, yang akan mengantarkan sumber energi seperti oksigen dan glukosa untuk respon cepat, baik itu lari atau bertikai.
  • Relaksasi otot saluran pernafasan, sehingga nafas kita akan menjadi pendek - pendek.
  • Meningkatkan kecepatan berfikir, untuk merencanakan bagaimana cara berantem yang efektif atau menentukan rute kabur yang paling cepat.
  • Melebarnya pupil pada mata, sehingga pengelihatan akan semakin jelas dan luas pandangan akan semakin fokus/sempit.
Mekanisme yang disebut dengan adrenaline rush ini diaktifkan oleh serangkaian proses hormonal, melibatkan hormon adrenalin yang diproduksi oleh kelenjar (you guess what) adrenal. [2]Berikut ini adalah tautan menuju jawaban yang menarique mengenai mekanisme kerja adrenalin.
Jika kamu terlanjur mendapatkan damage dari situasi yang membahayakan itu, meningkatnya produksi adrenalin juga akan meningkatkan pembentukan hormon endorfin dari kelenjar pituitari. [3]
Sumber gambar : Endorphins
Endorfin ini akan berikatan dengan reseptor opioid [4] dan memblokir senyawa kimia pada otak (neurotransmitter) yang menyampaikan sinyal rasa sakit ke otak,[5]sehingga menimbulkan efek analgesia yang akan menunda rasa nyeri.
Efek ini sangat penting bagi para tentara yang bertugas di medan perang, rasa nyeri yang tertunda akan memberikan mereka tambahan waktu untuk mencari tempat perlindungan setelah tertembak dan tidak auto guling - guling kesakitanヽ(~_~(・_・ )ゝ
Itulah mengapa obat - obatan analgesia opioid seperti morfin, fentanil, dan petidin umum digunakan dalam perawatan pasien kanker yang mengalami nyeri hebat yang berkepanjangan. [6] Obat - obatan ini memiliki struktur yang dapat berikatan dengan reseptor opioid sehingga menimbulkan efek yang mirip dengan endorfin. [7]
Sumber gambar : Conceptual Academy
Setelah beberapa saat berlalu, periode adrenaline rush ini akan berhenti, kadar adrenalin pada tubuh akan menurun, sehingga produksi endorfin juga akan kembali ke kondisi normal.
Lalu kita akan merasa nyeri kembali (×﹏×)
Catatan Kaki

No comments:

Post a Comment