Monday, October 7, 2019

Pilih Farmasi Industri atau Farmasi Klinis?

Bagi yang belum tahu, pendidikan Apoteker di kebanyakan perguruan tinggi itu dipisahkan berdasarkan garis besar materi yang diberikan.
Mungkin mirip - mirip kedokteran yang ada spesialisnya, Apoteker juga dipisahkan menjadi dua golongan besar yaitu:
#1. Farmasi Industri (pelajarannya meliputi dasar - dasar Cara Pembuatan Obat yang Baik, registrasi obat, teknik bioproses, bioteknologi, analisis farmasi, farmakokimia, farmasetika, dan sebagainya).
#2. Farmasi Klinis (yang dibahas seperti farmakologi tingkat lanjut, farmakognosi dan herbal, farmakoterapi, farmakoekonomi, radioterapi, imunologi, manajemen farmasi rumah sakit, dan sebagainya).
Kedepannya setahu saya Ikatan Apoteker Indonesia berencana untuk membagi lagi Farmasi Klinis menjadi rumpun spesialis khusus.
Nah, bagi para farmasis yang masih bingung, mau pilih jurusan yang mana, mungkin ada beberapa pertanyaan yang harus dirimu jawab dulu :
— Dirimu lebih menyukai pekerjaan yang berhubungan dengan orang (pasien) atau produk (obat)?
— Apakah kamu ingin bekerja di pabrik? (seperti di penelitian dan pengembangan, Quality Control, Quality Assurance, atau Produksi) ataukah kamu lebih tertarik bekerja di Rumah Sakit/Klinik/Puskesmas/Apotek?
— Apakah kamu memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik? Lebih spesifik lagi, apakah kamu dapat menyampaikan ide - idemu ke orang awam? Orang awam yang saya maksudkan disini dapat berupa :
  1. Orang awam dengan eksposure terhadap bisnis proses yang kamu tangani seperti operator atau analis di Industri atau perawat di Rumah Sakit
  2. Orang awam yang benar - benar no idea apa yang kamu lakukan, seperti orang marketing di Industri atau pasien di Rumah Sakit.
— Apakah kamu suka bekerja dalam tim atau lone wolf?
Itu hanya pertanyaan awal, silakan dirimu kembangkan lagi ya? Disertai dengan resiko risk dan benefit yang mungkin akan kamu terima.
Saya tidak membicarakan tentang pekerjaan sebagai dosen atau PNS di Badan POM/Kementerian Kesehatan yah, itu sih Apoteker Industri atau Klinis sama - sama bisa menjalaninya.

Kalau saya pribadi sih, berikut adalah list kenapa saya memilih menjadi Apoteker di Industri Farmasi.
— saya memiliki ingatan yang cemen, ga sanggup saya menghafal nama - nama obat beserta indikasi, efek samping, potensi interaksi, dan kontraindikasinya. Eh giliran karakter di One Piece malah hafal.
— saya bukan orang yang ramah dan mampu memberikan penjelasan dengan lemah lembut menyenangkan.
— seperti yang kutulis diatas, saya tidak bisa membaca tulisan dokter yang acak - acakan (×﹏×)
— saya lebih menyukai kesendirian selama berjam - jam ditemani lagu Hatsune Miku, untuk berpikir di ruangan saya sendiri dibandingkan dengan berinteraksi lama dengan orang di pelayanan, ah tidak terima kasih.
— saat batch produk yang saya kawal prosesnya di- release tanpa pelanggaran Being Right First Time (BRFT) atau catatan lain oleh QA rasanya senang sekali. Sebaliknya, saat ada produk yang mengalami masalah dan membutuhkan peran Apoteker untuk troubleshooting sampai dihasilkan output berupa Corrective Actilon/Preventive Action (CAPA), saya merasa itu adalah tantangan yang menarik.
— Apoteker di Industri Farmasi itu perannya banyak sekali, aslinya saya bekerja di departemen produksi, tapi saya bersinggungan juga dengan pekerjaan di QA (investigasi deviasi, penetapan standar spesifikasi dan pengembangan protokol validasi), RnD (pengembangan dan fasilitator trial produk baru), costing (perhitungan Cost of Good Manufacturing, routing produk, efisiensi bisnis proses (end to end), standard working hour), suplly chain (service level agreement, lead time, capacity utilisation), engineering (commissioning/decommissioning mesin/peralatan/ruangan/fasilitas), sampai Quality Control (pengembangan metode analisa, In Process Control), dan sebagainya.
— Bisa bekerja sesuai mood, kalau sedang mager saya bisa saja membaca buku dan menyelesaikan pekerjaan di malam hari (toh lembur tidak dibayar hahaha), di Rumah Sakit kan tidak bisa, nanti pasiennya keburu kolaps.
Asal jangan terlalu santuy kaya bapak - bapak kuning gemuk ini aja sih.
Terima kasih sudah berkenan membaca (´。• ω •。`)

Sunday, October 6, 2019

Mengapa produk dengan bahan aktif ranitidin dianggap berbahaya oleh BPOM?

Bagi yang mungkin belum tahu, Ranitidin adalah nama bahan aktif obat yang digunakan untuk pengobatan gejala penyakit tukak lambung dan tukak usus. Ada beberapa produk lain di pasaran dengan merek dagang lain yang sama - sama berisi Ranitidine.
Dirimu benar, saat ini sedang ada penarikan sampai ke tingkat konsumen baik mandatory (direct impacted product) atau sukarela (potentially impacted product), untuk Ranitidine.
Apabila dirimu ingin tahu bagaimana mekanisme penarikan produk bermasalah dari pasaran, silakan cek jawaban ini juga ya.
Hal ini terjadi akibat adanya peringatan dari US Food and Drug Administration (FDA) dan European Medicine Agency (EMA) pada tanggal 13 September 2019, yaitu tentang adanya temuan cemaran N-Nitrosodimethylamine (NDMA) dalam jumlah yang relatif kecil pada sampel produk yang mengandung bahan aktif ranitidin.
Sekilas info, N-Nitrosodimethylamine (Molecular Formula: C2H6N2O)[1] merupakan suatu by-product / senyawa residual yang dapat dihasilkan secara alami. Senyawa ini memiliki acceptable daily intake 96 nanogram/hari.
Apa yang terjadi jika kita mengonsumsi lebih dari nilai tersebut?
Ya, bahaya sih.
Senyawa ini bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) pada hewan, dan berpotensi karsinogenik juga pada manusia (reasonably anticipated to be a human carcinogen) jika dikonsumsi di atas ambang batas secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama.
Akan tetapi, kamu tidak perlu khawatir atau was - was berlebihan kok.
  • Ranitidin sudah disetujui, dan diperbolehkan untuk didistribusikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak tahun 1989 melalui kajian evaluasi keamanan, kualitas dan kemanfaatan yang ketat.
  • Secara periodik, memang suatu produk obat akan dikaji terus menerus kok spesifikasi dan status registrasinya, jadi apabila ada hal - hal yang diluar kewajaran pasti akan langsung diketahui oleh badan regulator yang berwenang.
  • Badan POM sudah menyebarkan informasi awal kepada para professional kesehatan pada tanggal 17 September 2019 terkait keamanan produk dengan bahan aktif Ranitidin yang terkontaminasi NDMA.
  • Karena Ranitidin yang beredar di pasaran tidak hanya berasal dari satu produsen bahan aktif farmasi, Badan POM saat ini sedang melakukan pengambilan dan pengujian beberapa sampel produk ranitidin, hasil kajian resiko berdasarkan pengujian yang dilakukan akan didistribusikan kepada setiap professional kesehatan dan stakeholder terkait.
  • Sudah dilakukan penarikan produk dengan bets yang terdampak langsung cemaran NDMA masyarakat tidak perlu kuatir
  • Industri farmasi sudah diwajibkan untuk melakukan pengujian secara mandiri terhadap cemaran NDMA, dan melakukan penarikan sukarela (voluntary recallapabila memang terbukti mengandung cemaran NDMA melebihi ambang batas yang diperbolehkan.
  • Seperti yang kutulis diatas, NDMA tergolong senyawa yang umum ditemukan sebagai produk sampingan by-product dari suatu proses industri dan desinfeksi air. Oleh karena itu, NDMA juga umum ditemukan pada berbagai produk pangan olahan, seperti whiskey, bir, daging kalengan, bacon, dan keju. [2]
  • Apabila memang kamu tetap merasa was - was, sebagai bentuk kehati - hatian, silakan konsultasikan kepada Dokter atau Apoteker kepercayaanmu, untuk mengganti Ranitidin dalam resep dengan obat - obatan golongan H2 Receptor Antagonist lainnya. [3]
Mungkin itu yang bisa daku sampaikan, terima kasih.
Catatan Kaki

Apa jenis dan merek sepeda yang cocok digunakan untuk pergi dan pulang kantor?

Walaupun sebenarnya kamu bisa menggunakan sepeda apapun untuk ke kantor, kecuali sepeda statis. Satu petuahku (cie), sebaiknya jangan memulai Bike to Work dengan sepeda MTB (sepeda gunung), bisa - bisa kamu kapok tidak akan mau melanjutkannya lagi (¯▿¯)
Iya sepeda gunung, apalagi yang full suspension dengan ban gondrong ya habitatnya di gunung, tidak cocok untuk dirimu yang berkantor di kota, dengan jalan aspal mulus, kecuali kalau lokasi kantormu memang di pedalaman yang bahkan abang ojek online saja ogah mengantar makanan ke sana (ノ_<。)ヾ(´ ▽ ` )
Daripada MTB, sepeda lipat masih lebih masuk akal untuk digunakan B2W, karena dapat dilipat (yaiyalah), dan dibawa ke dalam gerbong KRL. Ini pilihan sepeda yang paling cocok bagi kamu yang rumahnya di planet Bekasi tapi kerjanya di Sudirman.

Nah, apabila kota tempat tinggalmu tidak dilewati jalur kereta, saya sarankan kamu memulai B2W dengan sepeda roadbike yang memiliki geometri endurance, sepeda touring tidak direkomendasikan, karena pannier akan menambah beban yang tidak perlu.
Kenapa harus roadbike endurance?
Karena nyaman - kentjang - dan bikin hati riang.
— ban roadbike itu lebih tipis dibanding dengan jenis sepeda lainnya, dengan sedikitnya area kontak ban dengan aspal, maka kayuhanmu akan lebih ringan.
— senada dengan poin sebelumnya, ban roadbike diameternya lebih lebar dibanding jenis sepeda lainnya. Rolling resistancenya (kemampuan ban untuk tidak berhenti berputar setelah tidak dikayuh) pasti lebih bagus.
— geometri endurance berarti posisi dudukmu akan lebih tegak, ga cepat bikin pegal.
— umumnya memiliki wheelbase (jarak antara sumbu as depan dan belakang) yang lebih panjang dibandingkan sepeda balap non -endurance. Semakin panjang wheelbase, maka pengendalian sepeda akan lebih baik, terutama bagi pemula.
Ga perlu takut harus membeli sepeda yang mahal kok. Pabrikan lokal seperti Polygon juga sudah memproduksi sepeda balap dengan frame endurance, contohnya Polygon seri Strattos dan Helios seri C.
Polygon Strattos, seperti milik saya, salah satu sepeda lokal dengan geometri endurance.
Duh, saya jadi kepingin Bike to Work lagi (╥﹏╥)

Penyakit apakah yang menyebabkan kematian Steve Jobs?

Siapa yang tidak kenal dengan bapak botak dan kaya raya ini? Setidaknya kalau kamu memang tidak mengenal dirinya, kamu pasti mengenal logo kesemek tergigit dibelakangnya ( ˙▿˙ )
Iya, dia adalah Steve Jobs, founder dan CEO Apple Inc. perusahaan yang membuat iPhone, iPad, dan Komputer Macintosh, dia meninggal pada tahun 2011 yang lalu akibat Pancreatic Neuroendocrine Tumors.[1] [2] [3]
Definetely a big loss for tech world.

Mengenal pankreas
Pankreas merupakan suatu organ yang masuk ke dalam kelompok sistem pencernaan (digestive system). Pada manusia, dia terletak pada perut, di bagian belakang lambung dan berfungsi sebagai kelenjar (gland).
Sumber gambar : Pancreas
Sebagai kelenjar, pankreas memiliki dua fungsi, yaitu sebagai kelenjar endokrin (kelenjar tanpa saluran keluar, hasil sekresi langsung dialirkan ke pembuluh darah) dan kelenjar eksokrin (kelenjar dengan saluran keluar untuk produk yang disekresikannya).
Sebagai kelenjar endokrin, pankreas memproduksi hormon insulinglukagonsomatostatin, dan beberapa substansi lainnya. Sementara itu, sebagai kelenjar eksokrin pankreas menghasilkan enzim - enzim pencernaan untuk memecah makromolekul biologis seperti karbohidrat, protein, dan lemak.
Mengingat akan pentingnya peran pankreas, maka tidak heran kalau gangguan pada organ ini dapat menyebabkan kondisi yang serius dan mengancam jiwa.
Pancreatic Neuroendocrine Tumors
Untuk mengetahui bedanya antara kanker dan tumor check this out gaeeesss (Jawaban Arga Wahyu Hidayat untuk Bagaimana kanker bisa menyebar ke jaringan tubuh yang lain?)
Nama penyakit ini merupakan petunjuk, bagian apa dari pankreas yang mengalami kerusakan. Iya, bagian pankreas yang rusak akibat Pancreatic Neuroendocrine Tumors adalah islet cell / sel pulau langerhans dan sistem persyarafan di sekitarnya. [4]
Seperti yang telah daku singgung sebelumnya, islet cell merupakan bagian endokrin dari pankreas, tumor pada bagian ini akan menyebabkan gangguan sekresi hormon yang diproduksi olehnya, bisa berupa hiposekresi (produksi dibawah normal) atau hipersekresi (produksi diatas normal).
Akan tetapi, pada tahap awal, gejala yang dirasakan oleh pasien biasanya hanya gejala yang umum, seperti nyeri pada perut, atau rasa tertekan pada perut, diare akibat kesulitan mencerna makanan, dan sebagainya.
Faktor resiko terbesar dari penyakit ini adalah lotere genetika [5] [6] dan penyebab lainnya belum diketahui dengan jelas, tapi tidak ada salahnya kita mencoba menghindari faktor resiko kanker yang umum, seperti tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, memperbanyak olahraga serta mengonsumsi makanan sehat, dan lain sebagainya.
Beberapa jawaban saya yang lain di Quora Indonesia mengenai kanker :

Opini pribadi #1
Sebenarnya penyakit ini bisa disembuhkan, ada beberapa alternatif operasi, kemoterapi, maupun terapi hormonal untuk menyembuhkannya.
Tapi Steve Jobs menolak untuk dioperasi.
Jobs' reasoning was that he "didn't want [his] body to be opened" and that "he didn't want to be violated in that way." [7]
Iya, Steve Jobs mungkin masih hidup, kalau saja dia mau menuruti dokternya dan bukan menggantungkan harapan HANYA kepada PENGOBATAN ALTERNATIF seperti herbal dan akupunktur.
Dan ketika ia menyadari kalau segala pengobatan alternatif yang dilakukannya tidak membuahkan hasil yang positif, yah sudah terlambat. [8]

Opini pribadi #2
Kalau saja, Steve Jobs masih hidup, mungkin kita tidak akan pernah melihat iPhone dengan desain yang makin tidak karuan sekarang ini.
Terima kasih sudah berkenan membaca! (¯▿¯)
Catatan Kaki

Apa yang terjadi jika darah manusia terlalu asam atau terlalu basa?

pH darah manusia normal adalah 7.4 plus minus 0.5, angka ini diatur dengan ketat oleh sistem dapar (buffer) yang akan mengkompensasi penyimpangan - penyimpangan yang dapat mempengaruhi nilai pH.
Nah, apabila terjadi gangguan pada sistem buffer ini, pH darah mungkin akan turun lebih rendah dari 7.35, kondisi itu disebut Asidemia, sementara serangkaian mekanisme yang menyebabkannya disebut Asidosis.
Sama halnya jika pH darah lebih dari 7.45, situasi ini disebut Alkalemia, dan serangkaian mekanisme yang menyebabkannya disebut Alkalosis.
Sumber gambar [1]
Acidosis
Kondisi dimana pH darah turun dari keadaan normal, dikelompokkan menjadi :
asidosis metabolik
Kondisi ini paling sering terjadi akibat mengonsumsi senyawa yang dapat dipecah (dimetabolisme) menjadi senyawa yang bersifat asam, diantaranya adalah alkohol maupun pengonsumsian obat seperti aspirin dalam dosis tinggi.
Asidosis metabolik juga dapat terjadi sebagai komplikasi penyakit tertentu, seperti gagal ginjal maupun diabetes (akibat tubuh menggunakan asam lemak untuk menghasilkan energi).
Selain itu, kehilangan banyak ion bikarbonat yang menyebabkan pH darah turun juga dapat terjadi akibat diare akut.
asidosis respiratorik
Gangguan pernafasan yang menyebabkan karbon dioksida tidak dapat dikeluarkan dengan lancar merupakan penyebab utama kondisi ini, pasien dengan gangguan paru seperti penyakit obstruktif paru kronis, pneumonia, maupun asma memiliki resiko yang paling besar.
Alkalosis
Sebaliknya, alkalosis terjadi saat derajat keasaman darah naik dari nilai normal.
Alkalosis juga dapat dibagi menjadi :
—alkalosis metabolik
Terjadi akibat kekurangan asupan kalium/potassium (hipokalemia), muntah/diarea yang terus menerus, penggunaan obat diuretik/pelancar buang air kecil yang berlebihan, penderita maag kronis yang sering menggunakan antasida, dan lain sebagainya).
—alkalosis respiratorik
Saat kadar karbon dioksida dalam darah menurun, contohnya akibat gangguan kecemasan yang meningkatkan seseorang bernafas dengan lebih cepat.
Lalu apa yang akan terjadi jika pH darah kita turun/naik dari kondisi normal?
Yaaaaa lumayan, paling enteng sih cuma pusing atau lemas, kalau yang lumayan parah sih bisa sampai terjadi gangguan irama jantung (aritmia).
Catatan Kaki

Apakah sel darah merah dan sel darah putih sama-sama mengalir di pembuluh darah?

Iya donk, memangnya mau mengalir dimana lagi ( ̄▽ ̄)
Ehtapi ada beberapa momen dimana sel darah putih (leukosit) ini mulai berjiwa petualang.
Sumber gambar : Anatomy and Physiology
Seperti yang dijelaskan pada gambar diatas, leukosit akan keluar dari pembuluh darah (ekstravasasi) apabila terjadi kerusakan jaringan yang menyebabkan infeksi.
Pergerakan sel darah putih ini disebut dengan chemotaxis, dan diperantarai oleh suatu substansi yang disebut dengan chemotactic factor. [1]
Hal yang terjadi dapat diibaratkan sel - sel yang terinfeksi mengirimkan sinyal untuk meminta bantuan, agar benda asing yang masuk tidak semakin banyak dan menyebabkan infeksi semakin parah.
Substansi yang bertindak sebagai chemotactic factor bisa berupa senyawa yang diproduksi oleh tubuh sendiri (endogen) seperti interleukin 5 atau 8, maupun senyawa asing (eksogen) seperti bakteri maupun toksin yang dihasilkan olehnya. [2]
Tapi ini hal yang normal kok, tidak perlu khawatir.
Terima kasih atas PJ nya mas Bagus Prasojo.
Catatan Kaki

Bagaimana penjelasan ilmiah tentang tubuh seseorang yang alergi/tidak alergi terhadap sesuatu?

Alergi, merupakan suatu reaksi berlebihan (hipersensitifitas) dari sistem kekebalan tubuh, kepada molekul yang dalam keadaan normal, sebenarnya tidak terlalu berbahaya, reaksi ini diperantarai oleh suatu Antibodi spesifik, yaitu Immunoglobulin E.
#1. Proses Produksi Antibodi
Tahapan produksi Antibodi spesifik diawali saat suatu molekul asing (antigen) dipresentasikan oleh sel penyaji antigen (antigen presenting cell), yang dapat berupa sel dendritik, makrofag, maupun sel lain.
Proses penyajian antigen ini, diawali dengan proses internalisasi antigen dalam proses fagositosis, untuk kemudian diproses menjadi potongan - potongan antigen dan dipresentasikan pada permukaan sel sebagai protein MHC class II. [1]
Protein MHC class II ini kemudian akan diikat oleh sel Limfosit T, lebih tepatnya sel T yang telah berdiferensiasi menjadi sel T CD4 (T Helper naïve ). [2]
Ikatan antara sel T Helper naïve dengan protein MHC class II spesifik ini menyebabkan sel T Helper teraktivasi dan mengalami pembelahan (proliferasi) serta pematangan (diferensiasi) membentuk satu set sel efektor, salah satunya adalah sel T Helper 2 (Th2).
Oke, sampai disini kita memiliki sel T Helper yang sudah teraktivasi dan sel Th2 yah.
Cerita selanjutnya adalah tentang sel Limfosit B
Suatu Antigen yang masuk ke dalam tubuh kita, dapat berinteraksi dan terikat dengan sel B naïve, hal ini disebabkan sel B sebenarnya juga memiliki kemampuan sebagai sel penyaji antigen dan dapat memproduksi protein MHC class II pada permukaannya.
Protein MHC class II yang terdapat pada permukaan sel B akan dikenali oleh sel T Helper yang telah diaktivasi oleh Antigen yang sama dan membentuk ikatan dengan bantuan molekul CD4 yang dimilikinya, proses ini disebut dengan linked recognition.
Setelah melalui tahapan linked recognition, sel Th2 baru akan memainkan peranannya, dengan memproduksi sitokin (contohnya Interleukin-4) yang akan mengaktivasi sel B naïve menjadi sel plasma yang dapat menghasilkan Antibodi.
Seperti yang saya tuliskan pada paragraf awal, reaksi hipersensitifitas yang menyebabkan alergi diperantarai oleh Immunoglobulin E, suatu jenis Antibodi yang secara normal memiliki jumlah paling kecil dalam tubuh manusia.
Proses produksi Immunoglobulin E dipengaruhi oleh sel T Helper karena harus melalui tahapan Immunoglobulin Class SwitchingTanpa peranan sel Helper yang sudah teraktivasi (T cell independent antibody secretion), sel naïve hanya dapat memproduksi IgM dan IgD.
Sumber gambar : B Cells and Antibodies
Antibodi IgE yang dihasilkan oleh sel plasma ini kemudian akan mengaktivasi proses produksi molekul histamineserotonin, dan leukotriene sebagai mediator reaksi alergi.
#2. Mekanisme Inflamasi
Monmaap, saya sepertinya menyarankan dirimu untuk menonton Anime Cells at Work! (はたらく細胞 Hataraku Saibō) episode 5 untuk memahami bagian ini dengan lebih asyik (¯▿¯)
Beberapa snapshot.
Nah, sekarang lah saatnya menjawab pertanyaan utama.
Mengapa ada orang yang alergi atau tidak alergi terhadap suatu bahan?
Jawabannya adalah karena Antibodi memiliki ikatan yang spesifik hanya terhadap Antigen tertentu.
Seseorang bisa saja alergi terhadap serbuk sari karena dalam hidupnya dia pernah mengembangkan Antibodi yang dapat mengikat serbuk sari (Alergen). Sementara itu, orang lain bisa saja alergi terhadap seafood karena memiliki Antibodi yang dapat mengikat Alergen dalam seafood.
Antibodi dalam tubuh kita tidak hanya berada dalam kondisi terikat pada sel (membran bound) tetapi sebagiannya juga berada pada kondisi terlarut dan terbawa pada peredaran darah (soluble).
Antibodi yang terlarut ini kemudian akan terikat dengan suatu reseptor spesifik pada permukaan sel efektor suatu respon akut terhadap alergen, seperti sel mast dan basofil.
Sel efektor yang tercoating dengan Antibodi memiliki sensitifitas yang lebih besar dibandingkan sel efektor yang tidak tercoating. Inilah yang menyebabkan seseorang alergi/tidak alergi terhadap suatu substansi, karena bergantung seberapa banyak sel yang sensitif terhadap alergen. [3][4]
Sebenarnya ada banyak sekali faktor yang mungkin mempengaruhi, tetapi sepertinya saya hanya bisa memberikan sedikit contoh.

Oh yah, sekadar sedikit tambahan
Sesak nafas akibat memakan kacang - kacangan sebenarnya bukan reaksi alergi biasa, hal tersebut mungkin (berarti tidak selalu) merupakan tanda akan terjadinya kondisi yang lebih berbahaya, disebut dengan anafilaksis.
Anafilaksis itu sendiri adalah suatu kondisi medis yang berbahaya, memiliki onset (durasi sejak terpapar faktor penyebab hingga muncul suatu reaksi) cepat dan berpotensi fatal sampai menyebabkan kematian, yang disebabkan suatu alergen tertentu.
Gejala
Ada beberapa gejala yang menandakan sebuah alergi berpotensi menyebabkan reaksi anafilaksis, diantaranya:
— gatal pada kulit akibat ruam, maupun gatal dan timbul warna kemerahan pada mata akibat reaksi inflamasi/peradangan.
— pembengkakan bagian tubuh tertentu, seperti pada bibir atau kelopak mata.
— gangguan pencernaan seperti diare, rasa penuh di perut, atau mual.
— menurunnya tekanan darah, ditandai dengan memucatnya kulit sampai timbul rasa pusing pada kepala. Akibat diameter pembuluh darah yang melebar (vasodilatasi).
— menurunnya suplai udara ke paru - paru, ditandai dengan kesulitan bernafas. Akibat diameter saluran pernafasan yang menyempit (bronkokonstriksi).
Jika dirimu atau rekanmu mengalami gejala yang serupa, langkah yang paling tepat adalah segera pergi ke rumah sakit untuk diberi suntikan Adrenaline.
Terima kasih sudah berkenan membaca ( ̄ω ̄)
Catatan Kaki