Sunday, October 6, 2019

Mengapa rambut pasien kanker yang menjalani kemoterapi menjadi rontok?

Seperti namanya, kemoterapi adalah suatu metode pengobatan untuk membunuh sel - sel kanker dengan menggunakan obat - obatan yang merupakan senyawa kimia sintetik.
Rontoknya rambut merupakan salah satu efek samping, menunjukkan bahwa obat kemoterapi yang digunakan tidak menarget sel kanker dengan spesifik, dan berpotensi menyebabkan kerusakan pada sel dan jaringan normal.
Iya, obat sitotoksik memang memiliki efek samping yang lumayan banyak, para peneliti dan ahli medis sih fair saja, mengakui sisi negatif dari suatu terapi, sehingga resikonya bisa dimitigasi.
Tentu tidak seperti para penjual herbal ndak jelas dan supporternya yang mengiklankan bahwa benda yang dijualnya "tidak memiliki efek samping" padahal melalui uji preklinis saja belum ( `ε´ )
Celaka keliyan kalau sampai menyesatkan orang yang harusnya masih bisa sembuh kalau mendapat terapi yang benar tapi malah disuruh mengunyah blenderan daun (╥﹏╥)

Ah cukup misuh - misuhnya, gini penjelasan sederhananya.
Beberapa karakteristik dari sel yang terkena kanker, adalah:
— Tumbuh tidak terkendali, karena proses pembelahan sel berlangsung cepat melebihi batas normal
— Menyerang jaringan di sekitarnya
— Dapat bermetastasis ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik
Pasien kanker yang menjalani kemoterapi mengalami kerontokan pada rambutnya, karena obat - obatan sitotoksik konvensional menarget kepada semua sel yang memiliki properti biologi mirip dengan sel kanker, yaitu membelah secara cepat (rapidly dividing cells). [1]
Salah satu sel pada tubuh manusia yang membelah dengan cepat ya sel yang menyusun folikel dan pembuluh darah yang menyuplai nutrisi ke rambut. Pertumbuhan rambut yang cepat ini sebenarnya mekanisme alami untuk mengkompensasi hilangnya ratusan helai rambut akibat aktivitas harian kita.
Patofisiologi
Mekanisme hilangnya rambut akibat kemoterapi secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tahapan pertumbuhan rambut manusia terdiri atas tiga fase, yaitu anagen, katagen, dan telogen.
Anagen adalah tahap pertumbuhan, dimana matriks sel pada folikel rambut mengalami proses pembelahan yang pesat.
Katagen, merupakan tahapan transisional dimana proses pembelahan sel mulai terhenti,
Telogen, merupakan tahap dimana rambut berada pada fase istirahat/resting phase. Tahapan ini akan berlangsung cukup lama sampai folikel rambut kembali memasuki fase Anagen lagi, dan rambut yang lama akan rontok terdorong oleh rambut yang baru.
Kerontokan rambut akan terjadi apabila proses pembelahan sel epitel yang menyusun jaringan folikel rambut pada tahap anagen terhambat. [2]Proses ini disebut dengan Anagen Effluvium.
Berita baiknya adalah, pada umumnya (walaupun tidak selalu) kemoterapi tidak akan mempengaruhi sel punca (stem cell) mesenkimal pada folikel rambut. [3]
Beberapa minggu setelah proses kemoterapi selesai, rambut pasien akan tumbuh lagi walaupun dengan sedikit perbedaan minor pada warna atau karakteristik rambut.

Meminimalisir kerontokan rambut akibat kemoterapi
Cara termudah untuk mencegah kerontokan rambut akibat kemoterapi adalah halangi saja supaya obatnya tidak mlipir ke rambut. [4]Salah satunya dengan menggunakan scalp cooling caps yang akan mengecilkan pembuluh darah sehingga aliran darah yang membawa obat - obatan sitotoksik terhambat.
Metode ini diharapkan dapat mengurangi dosis obat sitotoksik yang menuju ke rambut (efektifitas mungkin akan bervariasi antar pasien), dengan efek samping minimal, yaitu kepala terasa dingin (ya iyalah), dan nyeri.

Nah sekarang, saya meminta tolong kepada ahli dermatologi, dokter Eka Putra Jonathan, MD, M.Sc untuk mengoreksi jawaban ini apabila ada hal yang tidak tepat yang saya tuliskan ( ̄▽ ̄)ノ
Catatan Kaki

No comments:

Post a Comment