Monday, October 7, 2019

Pilih Farmasi Industri atau Farmasi Klinis?

Bagi yang belum tahu, pendidikan Apoteker di kebanyakan perguruan tinggi itu dipisahkan berdasarkan garis besar materi yang diberikan.
Mungkin mirip - mirip kedokteran yang ada spesialisnya, Apoteker juga dipisahkan menjadi dua golongan besar yaitu:
#1. Farmasi Industri (pelajarannya meliputi dasar - dasar Cara Pembuatan Obat yang Baik, registrasi obat, teknik bioproses, bioteknologi, analisis farmasi, farmakokimia, farmasetika, dan sebagainya).
#2. Farmasi Klinis (yang dibahas seperti farmakologi tingkat lanjut, farmakognosi dan herbal, farmakoterapi, farmakoekonomi, radioterapi, imunologi, manajemen farmasi rumah sakit, dan sebagainya).
Kedepannya setahu saya Ikatan Apoteker Indonesia berencana untuk membagi lagi Farmasi Klinis menjadi rumpun spesialis khusus.
Nah, bagi para farmasis yang masih bingung, mau pilih jurusan yang mana, mungkin ada beberapa pertanyaan yang harus dirimu jawab dulu :
— Dirimu lebih menyukai pekerjaan yang berhubungan dengan orang (pasien) atau produk (obat)?
— Apakah kamu ingin bekerja di pabrik? (seperti di penelitian dan pengembangan, Quality Control, Quality Assurance, atau Produksi) ataukah kamu lebih tertarik bekerja di Rumah Sakit/Klinik/Puskesmas/Apotek?
— Apakah kamu memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik? Lebih spesifik lagi, apakah kamu dapat menyampaikan ide - idemu ke orang awam? Orang awam yang saya maksudkan disini dapat berupa :
  1. Orang awam dengan eksposure terhadap bisnis proses yang kamu tangani seperti operator atau analis di Industri atau perawat di Rumah Sakit
  2. Orang awam yang benar - benar no idea apa yang kamu lakukan, seperti orang marketing di Industri atau pasien di Rumah Sakit.
— Apakah kamu suka bekerja dalam tim atau lone wolf?
Itu hanya pertanyaan awal, silakan dirimu kembangkan lagi ya? Disertai dengan resiko risk dan benefit yang mungkin akan kamu terima.
Saya tidak membicarakan tentang pekerjaan sebagai dosen atau PNS di Badan POM/Kementerian Kesehatan yah, itu sih Apoteker Industri atau Klinis sama - sama bisa menjalaninya.

Kalau saya pribadi sih, berikut adalah list kenapa saya memilih menjadi Apoteker di Industri Farmasi.
— saya memiliki ingatan yang cemen, ga sanggup saya menghafal nama - nama obat beserta indikasi, efek samping, potensi interaksi, dan kontraindikasinya. Eh giliran karakter di One Piece malah hafal.
— saya bukan orang yang ramah dan mampu memberikan penjelasan dengan lemah lembut menyenangkan.
— seperti yang kutulis diatas, saya tidak bisa membaca tulisan dokter yang acak - acakan (×﹏×)
— saya lebih menyukai kesendirian selama berjam - jam ditemani lagu Hatsune Miku, untuk berpikir di ruangan saya sendiri dibandingkan dengan berinteraksi lama dengan orang di pelayanan, ah tidak terima kasih.
— saat batch produk yang saya kawal prosesnya di- release tanpa pelanggaran Being Right First Time (BRFT) atau catatan lain oleh QA rasanya senang sekali. Sebaliknya, saat ada produk yang mengalami masalah dan membutuhkan peran Apoteker untuk troubleshooting sampai dihasilkan output berupa Corrective Actilon/Preventive Action (CAPA), saya merasa itu adalah tantangan yang menarik.
— Apoteker di Industri Farmasi itu perannya banyak sekali, aslinya saya bekerja di departemen produksi, tapi saya bersinggungan juga dengan pekerjaan di QA (investigasi deviasi, penetapan standar spesifikasi dan pengembangan protokol validasi), RnD (pengembangan dan fasilitator trial produk baru), costing (perhitungan Cost of Good Manufacturing, routing produk, efisiensi bisnis proses (end to end), standard working hour), suplly chain (service level agreement, lead time, capacity utilisation), engineering (commissioning/decommissioning mesin/peralatan/ruangan/fasilitas), sampai Quality Control (pengembangan metode analisa, In Process Control), dan sebagainya.
— Bisa bekerja sesuai mood, kalau sedang mager saya bisa saja membaca buku dan menyelesaikan pekerjaan di malam hari (toh lembur tidak dibayar hahaha), di Rumah Sakit kan tidak bisa, nanti pasiennya keburu kolaps.
Asal jangan terlalu santuy kaya bapak - bapak kuning gemuk ini aja sih.
Terima kasih sudah berkenan membaca (´。• ω •。`)

No comments:

Post a Comment