Wednesday, September 18, 2019

Apa yang dimaksud dengan obat biosimiliar?

Obat biologis (biopharmaceutical drugs)
Obat biologis adalah suatu produk farmasi yang diproduksi secara semi-sintetik menggunakan bantuan organisme hidup (living biological source). Obat biologis dapat berupa polisakarida, protein, asam nukleat, maupun sel atau jaringan hidup. [1]
Mayoritas obat konvensional adalah suatu molekul kecil, baik yang diperoleh secara alami (metabolit alami dari herbal) maupun molekul artifisial, dan memiliki bobot molekul kurang dari 900 dalton.
Dengan ukuran molekul yang kecil dan sederhana, obat akan lebih mudah untuk diserap oleh lapisan mukosa pada kulit maupun mukosa saluran pencernaan.
Sementara itu, umumnya suatu obat biologis akan memiliki struktur molekul yang lebih besar dan kompleks dibandingkan dengan obat konvensional.
Itulah sebabnya kita jarang menemukan obat biologis, seperti protein dan produk biofarmasi lain, contohnya adalah Hormon (Insulin), Antibodi Monoklonal (Rituximab ), Protein Anti Pembekuan Darah, dan lain sebagainya yang diberikan dengan rute oral.
Dengan strukturnya yang kompleks dan proses produksinya yang disintesis menggunakan bantuan suatu organisme hidup, proses produksi obat biologis tentu akan lebih sophisticated dan berpotensi memberikan hasil yang bervariasi[2]

Biosimilar
Produk generik merupakan produk yang hanya bisa diproduksi setelah produk inovatornya sudah habis masa patennya (off patent).
Biosimilar adalah suatu produk yang dibuat dengan karakteristik tertentu yang memiliki tingkat kemiripan yang tinggi, dalam hal struktur molekul, fungsi, efektifitas, serta keamanan dengan suatu obat biologis yang telah disetujui, atau dengan kata lain, biosimilar adalah versi generik dari suatu obat biologis.
Tujuan pembuatan obat biosimilar adalah memberikan akses pasien kepada obat - obatan yang efektif untuk mengobati penyakit kronis maupun mengancam jiwa, seperti obat kanker, gangguan sistem kekebalan tubuh, rheumatologi, diabetes, gangguan syaraf, maupun kelainan fisik bawaan.
Seperti yang telah saya singgung sebelumnya, pembuatan obat biologis itu susah, jangankan membuat produk inovator, mendesain molekul kopian dari produk yang sudah aja saja susahnya bukan main (# ̄0 ̄)
Terdapat banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi hasil produksi suatu sediaan biologis, contohnya tipe sel yang digunakan sebagai host, modifikasi pasca translasispesifikasi dan parameter proses dari peralatan seperti tangki bioreaktor, kondisi kultur sel, metode isolasi dan pemurnian, sampai proses formulasi dari isolat menjadi obat jadi.
Hal ini akan menjadi masalah, karena walaupun suatu produk inovator telah off patent, tetapi perusahaan farmasi tentunya tidak akan membeberkan 100% rahasia dapurnya masing - masing.
Analogi mudahnya adalah, walaupun dirimu memiliki resep roti Holland Bakery, kamu belum tentu bisa membuat roti yang sama karena tidak memiliki peralatan yang sama maupun tidak mengetahui hal - hal trivial yang dapat mempengaruhi hasil produksi.
Karena kesulitan dalam proses pembuatan itulah, suatu obat biosimilar tidak pernah berupa suatu salinan yang 100% identik dengan produk inovator.
Walau sama - sama berstatus sebagai obat generik, proses pendaftaran obat biosimilar tidak seperti obat konvensional yang dapat hanya dengan uji bioekivalensi, [3] karena produsen cukup membuktikan bahwa produk identik, baik dalam aspek struktur molekul antara kedua produk (contohnya menggunakan spektro massa) serta parameter farmakokinetika antara kedua produk (contohnya Cmax dan T1/2). [4]
Sementara itu, dalam registrasi obat biosimilar, badan regulator akan mereview semua informasi secara keseluruhan, termasuk didalamnya (1) hasil karakterisasi struktur dan fungsi produk, (2) pengujian toksikologi pada hewan percobaan, (3) studi klinik maupun pengujian komparatif lainnya yang sesuai.

Terima kasih sudah berkenan membaca, apabila ada yang ingin ditanyakan silakan diposting pada kolom komentar yah? ~ヾ(・ω・)
Catatan Kaki

No comments:

Post a Comment