Statin (3-hydroxy-3-methyl-glutaryl coenzyme A [HMG-CoA] reductase inhibitors), merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida, serta meningkatkan kadar kolesterol HDL. [1]
Walaupun memiliki beberapa efek samping yang berpotensi terjadi pada populasi tertentu,[2] statin masih menjadi salah satu pilihan terapi bagi pasien hiperkolesterolemia karena mudah digunakan, efektif, dan secara umum dapat ditoleransi dengan baik.
Saat ini di pasaran tersedia berbagai macam tipe dari obat golongan statin, seperti pada tabel berikut.
Pemilihan statin dalam regimen terapi pasien tentu didasarkan atas keputusan Dokter penulis resep, American College of Cardiology/American Heart Association (ACC/AHA) pada tahun 2013 mengeluarkan guideline [3] sebagai berikut :
Nah, untuk menggunakan tabel tersebut, kita mengacu kepada pengelompokkan berikut ini :
—Pasien dengan riwayat Atherosclerosis (ASCVD), termasuk didalamnya adalah pasien yang pernah mengalami sindrom koroner akut, infark miokard, angina, revaskularisasi koroner atau arteri lain, strome, serangan iskemik transien, maupun gangguan arteri perifer lain.
—Pasien tanpa sejarah ASCVD, yang memiliki kadar LDL sama dengan atau lebih dari 190 mg/dL, usia bukan merupakan salah satu faktor yang diperhitungkan pada kelompok ini..
—Pasien berusia 40–75 tahun dengan Diabetes, tetapi tidak memiliki riwayat ASCVD, serta memiliki kadar LDL diantara 70–189 mg/dL
—Pasien berusia 40–75 tahun tanpa Diabetes, tetapi tidak memiliki riwayat ASCVD, serta memiliki kadar LDL diantara 70–189 mg/dL
Walaupun begitu, rekomendasi ini tidak serta merta dapat diaplikasikan kepada seluruh pasien, Dokter dan Apoteker yang merawat anda akan memberikan rekomendasi yang paling sesuai berdasarkan potensi resiko dan manfaat yang mungkin akan didapatkan oleh pasien, seperti :
—Waktu Konsumsi
Umumnya obat golongan statin, boleh diminum tanpa perlu didahului dengan makanan, kecuali : (1) Lovastatin Immediate Release yang harus diminum setelah makan malam untuk meningkatkan ketersediaan hayati dan (2) Lovastatin Extended Release yang tidak boleh diminum dalam kondisi lambung terisi, karena makanan dapat mengurangi ketersediaan hayati.
Hal lain yang bisa menjadi bahan pertimbangan adalah Fluvastatin dan Lovastatin dalam sediaan Immediate Release harus diminum dua kali sehari, berbeda dengan jenis lain yang dapat diminum sehari sekali, hal ini mungkin dapat menjadi pertimbangan untuk pasien yang hendak berpuasa.
Terakhir, Atorvastatin, Pravastatin, dan Rosuvastatin dapat dikonsumsi sepanjang hari, berbeda dengan Fluvastatin, Lovastatin, dan Simvastatin yang harus dikonsumsi pada malam hari sebelum tidur.
—Rute metabolisme
Tidak semua jenis statin dimetabolisme melalui rute yang sama.
Interaksi yang dapat menyebabkan menurunnya efektifitas maupun meningkatnya potensi efek samping mungkin dapat terjadi apabila statin jenis tertentu dikombinasikan dengan obat lain yang juga melalui rute metabolisme yang sama.
—Efek samping
Statin yang larut dalam lemak (lipofilik) seperti Atorvastatin, Lovastatin, Rosuvastatin dan Simvastatin memiliki potensi menyebabkan gangguan tidur yang lebih besar [4] dibandingkan statin yang larut dalam air (hidrofilik) seperti Pravastatin dan Fluvastatin karena molekul lipofilik akan lebih mudah melewati sawar darah otak.[5]
Selain itu, salah satu yang perlu di highlight adalah beberapa jenis statin, khususnya Pravastatin dimetabolisme melalui urin dalam jumlah yang lebih besar, sehingga harus dilakukan penggantian obat atau adjustment dosis untuk pasien dengan disfungsi ginjal. [6]
Terima kasih sudah berkenan membaca ( ´ ▽ ` )
Catatan Kaki
No comments:
Post a Comment