Sunday, April 14, 2019

Beta Blocker penyebab dislipidemia

Obat - obatan antihipertensi non selektif seperti propranolol dapat menyebabkan dislipidemia sekunder secara reversibel (sementara). Akan tetapi kasus ini sangat jarang dan hanya terjadi pada populasi tertentu.
Dislipidemia adalah suatu gangguan metabolisme, disebabkan oleh meningkatnya kadar Trigliserida (TG) dan Low Density Lipoprotein (LDL), serta menurunnya kadar High Density Lipoprotein (HDL) dalam plasma darah.
Mengapa?
Cerita sederhananya itu begini.
Kita semua tahu, bahwa tubuh memiliki dua jenis sistem persyarafan, yaitu sistem syaraf yang dapat kita kontrol dan sistem syaraf yang tidak dapat kita kontrol (berjalan secara otomatis/otonom).
Sistem syaraf otonom ini diatur oleh berbagai senyawa yang bertindak sebagai neurotransmitter [1], yaitu molekul kimia yang menyampaikan pesan untuk menghidupkan dan mematikan berbagai mekanisme biologis.
Salah satu dari neurotransmitter itu adalah adrenaline/epinephrine yang bekerja pada sistem reseptor adrenergik [2] , terdiri dari α dan β, agar tidak bingung saya akan memfokuskan pembahasan pada sistem adrenoreseptor beta saja.
Adrenoreseptor beta terdiri atas tiga kelas, β1, β2, dan β3. Untuk memicu mekanisme yang akan menurunkan tekanan darah serta meringankan berbagai gangguan jantung seperti irama jantung yang tidak normal (aritmia) reseptor β1 -lah yang akan dihambat
Mekanisme kerja beta bloker adalah dengan menghambat hormonadrenaline/epinephrine yang mengaktivasi reseptor β1 (agonis) sehingga jantung akan berdenyut dengan lebih lambat dan teratur.
Obat - obatan beta bloker terdiri dari β1-selective agents serta non-selectiveagents yang akan menghambat tidak hanya reseptor β1 tapi juga β2, inilah kata kuncinya [3]
Terus kenapa? Kok hal ini bisa jadi masalah banget?
Tentu saja iya Fernando.
Reseptor β1 ini berada pada jantung, yaitu target kita untuk menurunkan tekanan darah, dengan membuat jantung berdetak lebih woles.
Sementara itu reseptor β2 terletak pada saluran pernafasan dan arteri muskoskeletal, jika mereka - mereka ini ikutan terblokir, maka saluran nafasdan pembuluh darah kita akan menyempit (bronko/vaso konstriksi), mengurangi volume udara dan darah yang mengalir.
TL - DR Mekanisme ini sebenarnya bagian dari sistem pertahanan tubuh, saat kita berada pada situasi yang mengancam nyawa, seperti saat hendak dibegal misalnya, kita memiliki refleks untuk melarikan diri. Otak akan memerintahadrenaline/epinephrine berikatan dengan reseptor adrenergik untuk meningkatkan denyut jantung dan melebarkan pembuluh darah, mengantarkan banyak nutrisi dan oksigen untuk dibakar sebagai sumber energi untuk kabur.
Oh ya mari lanjutkan.
Lalu siapa biang kerok dislipidemia ini?
Jawabannya adalah Insulin[4]
Tubuh memiliki kemampuan untuk mengubah molekul biokimia seperti karbohidrat menjadi trigliserida dalam proses lipogenesis[5], proses metabolisme ini umumnya terjadi pada liver dan jaringan adiposa[6]
Insulin dapat meningkatkan aktivitas lipogenesis melalui dua mekanisme, salah satunya yaitu dengan aktivasi jalur enzimatik untuk menghasilkan molekul asam lemak, yang merupakan komponen penyusun trigliserida. Mekanisme lainnya adalah insulin akan meningkatkan serapan karbohidrat (glukosa) pada jaringan adiposa.

Obat - obatan beta bloker non selective dapat menyebabkan resistensi insulin[7]. Resistensi insulin merupakan situasi ketika respon sel tubuh terhadap insulin terganggu.
Normalnya dalam kondisi vasodilatasi dan meningkatnya aliran darah pada pembuluh darah otot[8] akan terjadi perpindahan glukosa pada plasma darah menuju sel otot akibat bantuan insulin, sehingga glukosa dapat dimetabolisme menjadi energi. Resistensi insulin terjadi saat mekanisme ini terhambat akibat blokade β2 yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah (vasokonstriksi).
Karena glukosa merupakan suatu molekul besar, penyempitan pembuluh darah akan menghambat penyerapan glukosa ke sel otot akibat luas permukaanbidang absorpsi yang berkurang, hal ini menyebabkan kadar glukosa pada darah akan meningkat, untuk mengkompensasinya pankreas akan memproduksi lebih banyak insulin.
Tetapi bukannya meningkatkan serapan glukosa kedalam sel - sel yang membutuhkan energi, insulin ini justru akan meningkatkan serapan glukosake jaringan adiposa[9], meningkatkan proses lipogenesis de novo yang berakhir dengan dislipidemia.
Oleh karena itu, dikembangkanlah generasi terbaru obat - obat beta bloker seperti Nebivolol dan Carvedilol, yang memiliki resiko menyebabkan dislipidemia lebih rendah[10]dengan selektifitas yang lebih baik terhadap reseptor β2 atau sekalian memiliki aktifitas blokade reseptor α pada arteri dan jaringan otot polos, menyebabkan vasodilatasi.


Walaupun begitu, obat beta bloker non selektif masih digunakan, pada kasus - kasus tertentu yang tentunya dokter yang meresepkan pasti lebih paham alasannya, untuk pasien - pasien awam jangan mengutak - atik regimen pengobatan tanpa seizin dokter anda yah!
Terima kasih sudah berkenan untuk membaca :D
Catatan Kaki

No comments:

Post a Comment