Wednesday, May 1, 2019

Apakah makanan yang sudah dikerubungi semut masih aman untuk dikonsumsi?

Jawaban dikembalikan kepada kondisi kesehatan pribadi kamu sendiri, terutama apakah ada riwayat alergi [1] yang disebabkan oleh semut.
Akan tetapi, percayakah kalau daku bilang semut itu sebenarnya higienis?

Seumur hidupnya semut tinggal dalam koloni, yang bisa terdiri dari ribuan ekor individu dan saling berdesak - desakan didalam sebuah sarang.
Kita semua tahu bahwa pada umumnya semut tinggal dan membuat sarang pada tanah. Semut juga senang berkeliaran pada daun - daun yang rontok dan membusuk, sisa makanan, sampai sisa makhluk hidup lainnya, tempat yang banyak sekali mengandung bakteri. [2]
Apabila semut mudah terinfeksi bakteri patogen, tentunya keberlangsungan koloni akan terancam. Satu ekor saja semut yang terinfeksi akan menyebarkan penyakit ke seluruh teman - temannya. [3]
Untuk mengatasi ancaman ini, serangga yang hidup dalam koloni mengembangkan berbagai macam metode agar bakteri dan parasit tidak mudah menyerang dirinya. Salah satunya adalah dengan memproduksi zat antimikroba[4]
Suatu hal yang menarik adalah, semakin besar koloni suatu serangga, maka akan semakin kuat pula aktivitas antimikroba yang dihasilkan olehnya. [5]
Sifat dari semut yang sangat kekeluargaan juga mendukung hal ini, apabila teman kita mengalami sakit menular, katakanlah cacar, tentu kita tidak akan mau bermain dengannya bukan? Semut tidak begitu.
Mereka akan membersihkan temannya yang terserang mikroorganisme, tidak meninggalkan dia sendiri untuk mati karena infeksi. [6]
Jadi, kalau saya pribadi sih akan tetap memakan makanan yang dikerubungi semut, usir saja dengan meletakkan setengah sendok gula di sebelah makanan tersebut.
Ini hanyalah opini kok, apabila ada yang jijik dengan makanan yang telah dikerubungi semut, dibuang pun tidak apa - apa.
Catatan Kaki

No comments:

Post a Comment