Pernahkah kamu mengalami demam tifoid? Belum? Ah masa’ sih? Bagaimana kalau pertanyaannya daku ganti dengan pernahkah kamu mengalami tipes?
Kalau jawabannya tetap belum, saya yakin kamu tidak diberikan uang jajan oleh orang tuamu saat sekolah dulu.
Demam tifoid merupakan salah satu selebritinya penyakit menular di negara +62 tercinta kita ini [1] dan memerlukan penanganan serius, tidak menutup kemungkinan demam tifoid yang tidak diobati dapat menyebabkan kematian.
Sebenarnya sudah ada sih tatalaksana pengobatan demam tifoid yang akan diberikan oleh Dokter baik hati yang mengobati kamu.
Tetapi pernahkah kamu disuruh orang tuamu, kerabatmu, atau temanmu untuk meminum air rebusan cacing tanah untuk membantu menyembuhkanmu dari demam tifoid?
Sumber gambar: Earthworm Characteristics
Tidak seperti mitos bahwa jus jambu biji dapat meningkatkan kadar trombosit pada penderita demam berdarah dengue, ternyata penggunaan ekstrak cacing tanah [2] memang dapat membantu menyembuhkan demam tifoid.
Ingat kata kuncinya, membantu. Jadi itu Antibiotik tetap harus dihabiskan ya!
Lalu apa sih sebenarnya yang terdapat pada cacing tanah sehingga dapat membantu membunuh bakteri Salmonella Typhi penyebab demam tifoid?
Cacing tanah yang paling mudah ditemukan di Indonesia (Lumbricus Rubellus) memiliki kadar protein cukup tinggi, yaitu 63.06% pada ekstrak kering.
Lalu dengan kadar protein setinggi itu apakah ada protein dalam cacing tanah yang memiliki aktivitas antibakteri yang tinggi?
Ternyata tidak juga.
Lumbricin, [3]merupakan protein yang diduga memiliki aktivitas antibakteri pada cacing tanah, akan tetapi suatu penelitian yang dilakukan oleh Septianda dkk. dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga menunjukkan bahwa ekstrak cacing tanah sampai konsentrasi 3200 mg/mL tidak memiliki aktivitas untuk menghambat Salmonella Typhi. [4] Hmmmmm mungkin si bakteri sudah bermutasi sehingga semakin sulit untuk dibunuh.
Maka para peneliti mencari jawaban lain.
Kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh bakteri Salmonella Typhi terjadi karena peningkatan kadar radikal bebas sehingga menimbulkan ketidakseimbangan kadar radikal bebas dengan antioksidan dalam tubuh. Radikal bebas ini akan mencuri elektron dari molekul - molekul biokimia tubuh kita, menyebabkan kematian jaringan yang dapat berakibat fatal.
Cacing tanah Lumbricus Rubellus diketahui memiliki kandungan antioksidan tinggi (247.3 mg/L senyawa fenolik dalam ekstrak etanol 80%).
Nah, tingginya kadar antioksidan dalam cacing tanah ini diduga dapat membantu mencegah proses apoptosis (kematian sel) yang tidak normal akibat radikal bebas.
Hal ini dibuktikan dengan suatu penelitian, bahwa pemberian ekstrak cacing tanah pada hewan percobaan yang diinfeksi Salmonella Typhi, dapat menyebabkan penurunan kadar Malondialdehid (MDA) dan 8-hidroksi-2′-deoksiguanosin, yang merupakan senyawa marker (penanda) terjadinya stres oksidatif pada jaringan tubuh. [5]
Jadi jawabannya, mungkin saja ekstrak cacing tanah dapat membantu menyembuhkan demam tifoid. Akan tetapi mencegah tetap lebih baik dari mengobati bukan? Jagalah kebersihan diri, lingkungan, dan makanan agar terhindar dari penyakit menular. Berhati - hatilah saat membeli takjil untuk berbuka puasa esok hari.
Terima kasih!
Catatan Kaki
[5] Extract of Earthworms (Lumbricus Rubellus) Reduced Malondialdehyde and 8-hydroxy-deoxyguanosine Level in Male Wistar Rats Infected by Salmonella typhi
No comments:
Post a Comment