Secara singkat, GERD terjadi akibat melemahnya otot penutup kerongkongan bawah (lower oesophageal sphincter) sehingga isi lambung termasuk zat asam yang digunakan untuk mencerna makanan mengalir kembali ke kerongkongan.
Naiknya asam ini berbahaya bagi kerongkongan, karena akan menyebabkan iritasi pada lapisan permukaan (mukosa), manifestasi klinik yang akan muncul diantaranya adalah rasa terbakar pada dada (heartburn), kesulitan menelan (disfagia), dan regurgitasi.
Sumber gambar : Gastroesophageal Reflux
Karena GERD merupakan suatu penyakit multifaktorial, cara termudah untuk mengobati GERD secara non invasive adalah membiarkan otot sphinctermenyembuhkan dirinya sendiri.
Tindakan yang perlu kita lakukan hanyalah menjaga agar asam lambung tidak naik dan melukai kembali otot sphincter yang sudah normal.
Sebenarnya antasida bisa sih diminum saat sahur dan berbuka untuk menetralkan asam lambung yang berlebih di siang hari pada bulan ramadan, sayangnya antasida tidak efektif untuk mengobati GERD karena tidak menghentikan produksi asam. [1]
Lalu terapi dengan apa yang efektif? yuk kita cek bersama tatalaksana GERD yang saya lampirkan dibawah ini.
Sumber gambar : Management of Gastroesophageal Reflux Disease
Nah, gold standard dari semua regimen obat untuk GERD adalah golongan penghambat pompa proton, terutama esomeprazole.
Ah tapi mengapa harus PPI? harga PPI mahal tauk ヽ( `д´*)ノ
Iya sih, memang mahal dan merepotkan karena mereka hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
Tetapi menurut hemat saya sendiri memang PPI akan lebih mudah dikonsumsi di bulan ramadan, tidak seperti H2-receptor antagonists (ranitidin, simetidin, dsb) yang harus dikonsumsi dua kali dalam sehari, PPI hanya perlu diminum satu kali sehari. [2] [3]
Jika suatu obat harus diminum dua kali dalam sehari atau setiap 12 jam, dan kita sahur pukul 4 pagi, dosis selanjutnya adalah jam 4 sore, ini menyulitkan.
Selain itu berdasarkan banyak literatur memang esomeprazole merupakan obat yang paling efektif untuk mengobati GERD, dibandingkan golongan lain, [4]bahkan diantara komplotannya sendiri sesama PPI [5]
Suatu hal yang penting untuk diingat adalah esomeprazole harus dikonsumsi satu jam sebelum makan makanan berat, dan harus ditelan utuh.
Jadi, untuk menjawab pertanyaan anda apakah pengidap GERD boleh berpuasa? Jawabannya iya, boleh selama faktor resiko GERD bisa diminimalisasi, salah satunya adalah dengan menjaga pola makan dan kalau perlu ditambah perlindungan dari obat - obatan.
Saya hendak menambahkan saran agar penderita GERD sebaiknya tidak langsung tidur kembali setelah sahur dan beribadah subuh, beri jarak 30 - 60 menit agar isi perut tidak kembali naik ke kerongkongan.
Akan tetapi sudah tentu, jawaban ini tidak mutlak, dokter yang memeriksa anda pasti akan lebih mengerti kondisi dan regimen pengobatan yang sesuai. Selalu ikuti petunjuk dokter kepercayaan anda dan jangan mendebat dokter hanya berdasarkan informasi yang anda dapatkan di Internet, ow ow itu tidak bijaksana sama sekali.
Catatan Kaki
No comments:
Post a Comment