Tuesday, May 28, 2019

Mekanisme kerja obat Antiviral


Antibiotik merupakan golongan obat yang berbeda dengan obat antiviral, dan mereka berdua tidak dapat dipertukarpakaikan. Tahapan desain molekul obat antiviral yang aman dan efektif jauh lebih sulit dari antibiotik, hal ini disebabkan karena perbedaan sifat dari virus dan bakteri.
Virus menggandakan dirinya dengan memasukkan materi genetiknya (DNA) ke dalam sel inang, karena tidak memiliki mekanisme untuk melakukan perbanyakan secara mandiri.
Hal inilah yang menyulitkan bagi obat antiviral. Mereka akan bingung mencari dan membedakan, mana sel tubuh kita yang masih sehat dan mana sel berisi virus yang ngumpet.
Sementara itu, bakteri tidak perlu masuk ke dalam sel inang untuk menggandakan dirinya. Mereka hanya akan hang out membentuk koloni pada jaringan tertentu dan melepaskan toksin - toksin untuk mendukung kelangsungan hidupnya.

Kita telah mengetahui bahwa antivirus harus diberikan semacam GPS, agar dapat menemukan virus yang merupakan targetnya. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi viral protein yang disintesis olehnya menggunakan bantuan dari sel inang.
Protein yang menjadi target ini, haruslah sangat berbeda dengan protein yang dihasilkan dan memang dibutuhkan oleh sel normal, agar efek samping yang ditimbulkan bisa ditekan seminimal mungkin. Akan lebih baik lagi apabila protein target ini diproduksi secara luas oleh banyak jenis virus, sehingga meningkatkan spektrum kerja dari antivirus tersebut.
Nah, jika kamu telah membaca tautan yang daku berikan di atas, kamu tentu telah mengetahui tahapan yang akan dilakukan oleh virus untuk menginfeksi sel - sel tubuh kita. Sekarang yuk kita bahas mekanisme kerja obat antiviral secara garis besar :
#1. Menghambat virus masuk ke sel inang (infiltration phase inhibitor)
Apabila virus tidak bisa masuk ke dalam sel inang tentunya mereka tidak dapat memperbanyak dirinya, dan tinggal menunggu waktu sampai sistem kekebalan tubuh membunuhi mereka satu persatu. Salah satu contoh obat antivirus yang bekerja pada tahapan ini adalah anti HIV Enfuvirtide.
Seperti yang kita tahu, HIV menyerang sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi sel T helperUntuk menyerang sel ini, HIV akan mengenali protein spesifik pada permukaan sel tersebut, yaitu CD4 [1] dan CCR5 [2]dan mengikatnya dengan suatu protein transmembran spesifik.
Anti HIV Enfuvirtide akan menutupi protein transmembran spesifik tersebut, [3]sehingga si virus tidak dapat mengenali dan memasuki sel target.
#2. Menghambat proses perakitan virus yang baru (assembly phase inhibitor)
Setelah virus berhasil masuk ke dalam sel inang, virus akan mulai merakit bagian - bagiannya dengan menggabungkan materi genetik yang dibawanya dengan DNA sel inang.
Selanjutnya mereka akan membajak ribosom, yang berfungsi untuk mensintesis protein (translasi), rangkaian proses ini disebut dengan dogma sentral dalam biologi.
Kita tahu bahwa DNA/RNA tersusun atas basa nitrogen. Nah, disinilah kita bisa mengkadali si virus, dengan cara mensintesis senyawa yang mirip dengan nukleotida. Tetapi justru akan berfungsi sebagai terminator yang akan menghentikan proses transkripsi/reverse transkripsi sebelum selesai dengan sempurna.
Contoh dari obat - obatan yang memanfaatkan prinsip ini adalah Acyclovir yang merupakan analog nukleotida guanine.
Contoh lainnya adalah Zidovudine dan Lamivudine yang digunakan untuk pengobatan HIV dan Hepatitis B.
Masih ada banyak sekali pendekatan yang dilakukan pada tahap perakitan virus ini, seperti menghambat proses penggabungan materi genetik virus dengan DNA sel inang, menghambat proses translasi RNA menjadi protein aktif penyusun bagian - bagian virus dan lain sebagainya.
#3. Menghambat proses pelepasan virus yang sudah selesai dirakit (release phase inhibitor)
Virus yang sudah dirakit kemudian akan keluar dari sel inang dengan memecahkan sel pada siklus litik. Kita harus mencegah agar generasi baru virus ini tidak keluar dari sel dan menyongsong masa depannya yang cerah.
Gambar diatas bukan milik saya.
Caranya bagaimana?
Contoh obat antiviral yang memiliki mekanisme kerja ini adalah Oseltamivir, [4]yang merupakan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit influenza. Oseltamivir bekerja sebagai penghambat enzim neuraminidase [5] yang bertanggung jawab dalam proses pelepasan partikel virus dari permukaan sel yang terinfeksi. [6]
Catatan Kaki

No comments:

Post a Comment