Masih banyak orang, bahkan teman -teman saya yang sering terbalik mengenai konsep akut dan kronis, huhuhu . :(
Contoh kesalahan yang umum seperti ini:
“Duh, perut gue sakit, udah kena maag akut dari setahun yang lalu”“Kronis banget men kondisi si alex, abis diserempet bajaj tadi siang”
Nah, teman - teman, ini contoh penggunaan yang salah yah.
Akut dalam dunia kesehatan merujuk kepada kondisi penyakit yang gejalanya muncul seketika dan langsung memburuk dalam tempo singkat setelah terpajan bibit penyakit, contohnya diare, flu, keracunan makanan, reaksi anafilaktik dan sebagainya.
Lawan dari akut adalah kronis, penyakit digolongkan menjadi kronis apabila proses perkembangan penyakit membutuhkan waktu lama untuk muncul sebagai manifestasi klinis atau penyakit sudah dirasakan oleh pasien dalam waktu lama, contohnya diabetes, kanker, penyakit jantung dan pembuluh, arthritis, serta osteoporosis.
Agar lebih mudah, saya berikan contoh yah?
Kakek anda bermain sepak bola dan tidak sengaja di tackle oleh lawan sehingga patah tulang, nah pada kondisi ini, nyeri yang kakek rasakan adalah nyeri akut.
Berbeda dengan
Nenek anda mengeluh terus menerus bahwa beliau merasakan nyeri pada punggungnya yang sudah dirasakan selama setahun belakangan ini, nyeri yang dialami nenek adalah nyeri kronis.
Lalu mana yang lebih berbahaya? Kelihatannya kronis kan, karena banyak penyakit yang mematikan tergolong sebagai penyakit kronis.
Ternyata tidak semudah itu gustavo. Keduanya sama - sama berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.
Keracunan botulinum dari makanan dapat membunuh dengan cepat, sama dengan reaksi anafilaktik akibat alergi yang muncul seketika dan jika tidak ditangani dapat berujung kematian.
Kalau masih ndak jelas silakan meninggalkan komentar, nanti saya coba lengkapi apa yang kurang jelas. :D
Catatan Kaki
No comments:
Post a Comment