Thursday, March 28, 2019

Mengapa antibiotik tidak dapat digunakan untuk membunuh virus?

Karena virus bukan merupakan sel biologis.
Sudah?
Iya sudah begitu saja, terima kasih atas pertanyaannya. (o´∀`o)

Becanda deng, ayoooo kita ngobrol -ngobrol lebih panjang sedikit mengenai si rese virus ini.

Sumber gambar : The Influenza (Flu) Virus
Beginilah bagian - bagian dari virus flu yang sering menyerang kita saat kondisi badan kurang fit, seramnya masih banyak orang kita yang asal saja membeli amoxicillin dan obat penurun panas apabila demam karena flu, padahal hal itu tidak ada gunanya (´ ∀ ` *).
Mikroorganisme super rese ini memiliki material genetik yang dilindungi oleh selubung yang amat kuat dan tidak memiliki sistem metabolismeyang dapat dipengaruhi.
Jika virus tidak berada pada sel inang, dia akan masuk ke mode dormant dan tidak melakukan apa - apa, yang dapat kita temukan hanyalah virus dalam bentuk kristal yang susah sekali untuk dibunuh.
Well, memangnya bagaimana caranya membunuh benda mati?
Sementara itu, antibiotik bekerja dengan menghambat berbagai fungsi metabolisme yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan sel itu sendiri, diantaranya adalah dengan menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri, menghambat sintesis protein, mempengaruhi sintesis asam nukleat (DNA/RNA), dan lain sebagainya.
Sekarang kita sudah mengetahui, bagaimana saja mekanisme kerja dari suatu antibiotika, lalu mengapa antibiotika tidak akan dapat mempengaruhi virus?
Karena virus tidak memiliki apapun untuk ditarget oleh antibiotika.
Berikan penisilin, mereka tidak memiliki mekanisme pembentukan dinding sel yang dapat dihambat.
Berikan tetrasiklin, mereka tidak memiliki ribosom untuk mensintesis protein.
Berikan sulfonamid, mereka tidak memiliki aktivitas metabolisme dan hanya mengandalkan inang untuk memperbanyak dirinya.
Dan lain sebagainya.
Mekanisme kerja antivirus secara umum berbeda dengan antibiotik, contohnya oseltamivir yang bekerja dengan cara menghambat enzim neuraminidase, menyebabkan virus yang sudah dirakit didalam sel inang tidak bisa merasakan kebebasannya karena tidak dapat keluar untuk menginfeksi sel lainnya.
Agar dapat lebih dimengerti dengan jelas, yang dimaksud dengan dinding sel yang dirusak oleh antibiotik adalah dinding sel pada proses pembelahan, seperti yang dapat kita lihat pada ilustrasi berikut ini.
Pada saat melakukan pembelahan diri itu, bakteri tentunya akan memerlukan lebih banyak bahan penyusun untuk membuat dinding sel yang baru.
Salah satu mekanisme kerja antibiotik adalah menghambat pembentukan dinding sel pada saat pembelahan dengan memblokade pembentukan bahan penyusunnya.
Seperti dinding rumah yang kekurangan batu bata, dinding sel tidak akan terbentuk dengan sempurna, menyebabkan kebocoran materi dan organel seldidalamnya.
Sementara itu, virus tidak membentuk dinding pelindung (kapsid) dengan mekanisme yang sama karena kapsid virus dirakit di dalam sel inang.
Sumber bacaan : The Viral Life Cycle
Salah satu prinsip dari antibiotik adalah harus selektif, hanya merusak sel bakteri, akan tetapi tetap tidak akan membahayakan sel tubuh yang sehat.
Penisilin dapat menghambat pembentukan dinding sel bakteri dan tidak menghambat replikasi sel manusia karena sel manusia tidak tersusun atas peptidoglikan.
Lalu apa yang akan terjadi jika antibiotik tidak akan menarget sel tubuh manusia?
Virus akan memanfaatkan mekanisme sintesis protein dari sel inang untuk membuat salinan dari DNA/RNA viral miliknya, untuk selanjutnya mereplikasi dirinya dengan damai dan tenang didalam sel tubuh kita.
Terima kasih, apabila ada pertanyaan atau sanggahan, silakan post pada kolom komentar, saya menerima dengan lapang dada kok sanggahan seperti apapun hohoho (o´∀`o) *asah piso*

No comments:

Post a Comment