Holaaa, selamat malam semuanya ヽ( ・∀・)ノ
Setelah saya ngobrol iseng dengan sejawat di grup whatsapp, ada beberapa informasi yang mungkin menarik apabila dibagikan :D
Karena saya bukan Apoteker klinis, semua hal yang saya tuliskan pada jawaban ini bukan merupakan jawaban saya pribadi, saya hanya mengumpulkannya dari rekan sejawat Apoteker yang berpraktek di area pelayanan.
Berikut ini adalah beberapa modus pasien memalsukan resep demi mendapatkan obat, dan cara apoteker klinis untuk mengidentifikasinya, wow ternyata yang nomor 3 akan membuatmu terkejut!
- Penggantian suatu obat dengan obat lain
Obat - obatan yang umumnya ditarget oleh komplotan pemalsu resep umumnya adalah narkotika dan psikotropika, karena obat tersebut laku dijual dengan harga mahal di pasar gelap secara illegal.
Terdapat beberapa sentra penjualan obat illegal baik online maupun offline di beberapa kota besar di Indonesia.
Apa? Kamu ingin mengetahuinya? Betuuuuul? Yakin?
Oh, tidaque bisa! (ノ°▽°)ノ
Contoh dari praktek ini adalah dicoretnya suatu item obat pada resep dan diganti seolah - olah sang penulis resep yang melakukannya.
Awalnya pak dokter yang baik hati menuliskan Asam Mefenamat tab 500 mg, s. t. dd. 1, tetapi oleh para pemalsu, nama obat diganti dengan Tramadol cap 50 mg s. t. dd. 1.
Modus kelas kecoa ini sangat mencurigakan dan dapat dengan mudah dikenali oleh Apoteker.
- Penambahan dosis dan kuantitas obat
Nah, ini adalah salah satu pengembangan dari modus sebelumnya, modus ini dilakukan dengan penambahan jumlah dari obat yang diresepkan. Cara ini agak halus sedikit dibandingkan dengan modus pertama.
Apoteker harus sedikit lebih hati - hati saat mendapatkan resep begini, apalagi jika bu dokter menuliskan jumlah obat dalam angka romawi, untuk mengubah jumlah obat tinggal ditambah beberapa garis sedikit pada ujungnya.
Akan tetapi, Apoteker pasti bisa mengetahui bahwa suatu resep psikotropika adalah palsu apabila jumlah yang diminta memang tidak lazim atau ditulis oleh pihak yang tidak memiliki kewenangan untuk meresepkan suatu psikotropika tertentu.
- Penambahan perintah pengulangan resep (iter)
Pada kasus ini, para pemalsu resep sudah sedikit tahu mengenai komponen dari suatu resep.
Iter (iteratie) merupakan pemberitahuan tertulis dari dokter kepada apoteker bahwa resep tersebut pembeliannya dapat diulang tanpa harus menunjukkan resep asli.
Tidak semua resep dapat diulang, pada resep yang tidak boleh diulang seperti narkotika, dokter akan menuliskan N.I. (ne iteratie).
Untuk mengidentifikasi apakah terjadi manipulasi pada hal ini, diperlukan kecermatan yang lebih dari seorang Apoteker, khususnya pada resep yang berisi obat - obatan yang rawan disalahgunakan.
- Penambahan suatu obat setelah closing resep atau setelah paraf dokter penulis resep
Apabila jumlah obat yang ditulis oleh dokter hanya sedikit, akan tersisa bagian kertas kosong cukup banyak pada resep. Dokter harus menutup (closing) resep tersebut dengan suatu tanda garis memanjang dan paraf.
Apabila ada tambahan nama obat setelah garis penutup itu, apalagi dengan bentuk tulisan/paraf yang apabila dicermati ternyata berbeda, dapat dicurigai bahwa resep tersebut telah dipalsukan.
- Pemalsuan resep dengan mereplikasi kop resep dan stempel dari suatu klinik atau rumah sakit
Wah ini sih modus yang terniat, umumnya nama klinik dan RS yang dipalsukan berada di luar kota sehingga akan sulit untuk dicek kebenarannya.
Akan tetapi , saat ini BPOM sedang membuat rancangan peraturan mengenai pengawasan pengelolaan obat, bahan obat, narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi di fasilitas pelayanan kefarmasian.
Dengan adanya peraturan baru ini, Instalasi Farmasi Rumah Sakit hanya dapat melayani resep yang mengandung NAPZA yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit itu sendiri.
- Penampilan pasien yang gugup saat menebus resep
Seorang Apoteker harus lebih waspada dengan kedatangan pasien asing, apalagi jika disertai sikap pasien yang tidak mau melakukan kontak mata, merasa gelisah, dan agresif. Ditambah lagi, apabila resep yang dibawa olehnya dicurigai palsu.
Jika sampai penipu model ini melakukan pemaksaan, baik verbal maupun non verbal untuk segera diberikan obatnya, sebaiknya langsung hubungi petugas keamanan saja.
Itulah beberapa modus yang dilakukan oleh pemalsu obat untuk mencoba membohongi Apoteker.
Q : Hey mas, bukannya kalau diumbar begini malah akan banyak orang yang terinspirasi menjadi pemalsu resep?
Coba saja kalau bisa ヽ( ・∀・)ノ
No comments:
Post a Comment