Thursday, March 28, 2019

Mengapa Tar dan Nikotin itu berbahaya?

Ada banyak sekali zat berbahaya yang terkandung dalam sebatang rokok, saya setuju bahwa dari ribuan zat tersebut, selebriti dari zat berbahaya itu adalah tar dan nikotin sampai - sampai dicantumkan pada kemasan rokok.
Sebenarnya apa sih tar dan nikotin itu? cerita singkat ini mungkin dapat sedikit memberikan informasi mengenai mereka.
Nikotin merupakan suatu senyawa alkaloida yang memiliki efek stimulan dan dapat meningkatkan aktivitas sistem syaraf pusat.
Nikotin sangat berpotensi menyebabkan kecanduan dan dapat menimbulkan sindroma putus penggunaan. Gejala yang dapat muncul akibat penghentian mendadak dari nikotin adalah perubahan mood, stress, kecemasan, gangguan tidur dan kesulitan untuk berkonsentrasi. [1]
Mungkin tidak semua orang tahu bahwa bukan nikotin yang menyebabkan kanker[2] tar dan karbon monoksida yang dihasilkan dari pembakaran rokoklah yang menyebabkan kanker.
Tar bukan suatu senyawa tunggal, melainkan suatu campuran resin dari berbagai senyawa dan dihasilkan sebagai hasil sampingan reaksi pembakaran zat organik. Kita sering menemukan tar dalam kehidupan sehari hari, seperti pada sisa pembakaran kayu.
Beberapa bahan karsinogenik yang dapat ditemukan pada tar adalah senyawa hidrokarbon aromatik, seperti benzena dan turunannya, akrilamida dan asetonitril . [3]
Lalu apa bahayanya tar ini terhadap tubuh manusia?
Saluran nafas manusia tersusun atas sel epitel yang memiliki cilia. Fungsi dari cilia adalah sebagai pembersih mekanis untuk mencegah masuknya benda asing ke paru - paru.

Cillia senantiasa bergerak dalam gelombang yang teratur untuk menghalau bakteri maupun pengotor lain memasuki saluran pernafasan. Paralisis (kelumpuhan) cillia dapat terjadi jika tar yang lengket ini melekat pada cillia.
Malfungsi cillia menyebabkan bakteri dan pengotor tidak dapat dihalau, pengotor yang menumpuk akan memicu pengeluaran lendir (mukus) pada lapisan paru - paru.
Jika mukus sebagai pertahanan fisik terakhir gagal untuk menjaga paru - paru, suatu mekanisme peradangan yang menyebabkan penyempitan saluran nafas akan dipicu untuk mencegah terjadinya infeksi, peradangan ini disebut bronkitis.
Apakah selesai sampai situ saja? Oh tentu saja tidak esmeralda, peradangan saluran nafas hanyalah tahap awal dari suatu rentetan penyakit yang bernama penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), penyakit yang muncul belakangan akan semakin seram dan berbahaya.
Peradangan menyebabkan mediator - mediator inflamasi menumpuk tidak terkendali pada saluran nafas, mereka berkomplot bahu - membahu untuk menghancurkan struktur alveolus, menyebabkan luas permukaan paru - paru penderita akan berkurang dan aktivitas pertukaran karbondioksida dengan oksigen akan terhambat.
Saya lanjutkan cerita ini sedikit lagi yah, semoga belum bosan, kalau sudah jadi takut untuk merokok sih syukur. :D
Cerita selanjutnya adalah mengenai kanker.
Kita sudah mendapatkan informasi bahwa pada tar terdapat banyak sekali senyawa hidrokarbon yang bersifat karsinogenik. Disisi lain, pembakaran rokok akan menghasilkan gas karbon monoksida, menambah - nambahi potensi radikal bebas yang mungkin tercipta.
Kanker disebabkan oleh kondisi stress oksidatif yang terjadi akibat menumpuknya radikal bebas dalam sistem biologis karena kecepataan eliminasi radikal bebas oleh antioksidan endogen tidak sebanding dengan kecepatan pembentukan spesies radikal bebas yang aktif.
Radikal bebas ini sangat reaktif dan akan “mencuri” elektoron dari berbagai makromolekul biologis untuk menstabilkan strukturnya, menyebabkan terjadinya perubahan struktur dan fungsi dari DNA, protein dan lipid.
Sumber gambar : Genetic Changes and Cancer
Mutasi DNA akibat senyawa karsinogen akan menyebabkan kesalahan translasi pada proses sintesis protein dan kesalahan replikasi pada proses pembelahan sel, sehingga akan terbentuk sel yang mengalami malfungsi.
Sel yang mengalami malfungsi akan menghindari tahapan kematian sel (apoptosis) dan akan berkembang tidak terkendali.
Bonus
Karbon monoksida hasil pembakaran rokok dapat berikatan secara kompetitif dengan oksigen kepada hemoglobin, jika terlalu banyak CO yang berikatan dengan hemoglobin, sel akan mengalami kekurangan oksigen sehingga kesulitan untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Melalui mekanisme yang rumit secara kronis, hal ini akan meningkatkan potensi terjadinya aterosklerosis (penumpukan plak) pada pembuluh darah dan penyakit kardiovaskular lainnya.
Saya membatasi pembahasan mengenai CO hanya sebagai tambahan, karena sudah diluar konteks pembahasan.
Semoga cerita ini bermanfaat, saya ucapkan terima kasih sudah bersedia membaca sampai selesai. :D
Catatan Kaki

No comments:

Post a Comment