Haloooo! Kamu yakiiiiin kalau obat memang diniatkan untuk dibuat dengan rasa yang pahit? Lalu bagaimana dengan F.G. Troches atau Combantrin suspensi, kan keduanya memiliki rasa yang manis (´ ∀ ` *)
Yang benar adalah, “Obat tidak dibuat dengan rasa yang pahit, namun obat terbuat dari bahan yang memiliki rasa pahit”.
Nah, lalu daripada susah - susah diformulasikan dengan berbagai bahan tambahan dan pemanis untuk menutupi rasa, kenapa tidak sejak awal saja ya bahan aktif obat dibuat manis?
Saya mau bercerita ya, tapi agak panjang, kalau berminat monggo dibaca.
( ̄▽ ̄)
Kenapa kita pergi ke dokter disaat kita sakit? Karena dokterlah yang dapat memberikan petunjuk, apa obat yang tepat untuk menyembuhkan kita, beserta rekomendasi dosisnya.
Kenapa takaran dosis harus tepat?
Obat merupakan racun dalam takaran yang sesuai, sedikit saja obat diberikan dalam dosis yang kurang, maka obat tidak akan menimbulkan efek, hal yang lebih buruk terjadi saat dosis obat berlebih, obat yang tadinya dapat menyembuhkan malah akan meracuni tubuh kita.
Jadi teringat kan, kenapa lambang kefarmasian adalah Mangkuk Higieia? hehehehe.
Indera perasa manusia mengalami perkembangan untuk mengidentifikasi bahan apa yang boleh dimakan dan bahan apa yang tidak boleh dimakan. [1]
Bahan yang beracun dan berbahaya, seperti risin yang terkandung dalam biji jarak, sianida, dan curare yang sering digunakan sebagai racun anak panah, semuanya memiliki rasa yang sama, pahit.
Tidak mengherankan, mengapa obat - obatan seperti digoxin, morfin, kodein dan kolkisin juga memiliki rasa yang pahit, jika dikonsumsi tanpa aturan yang benar, mereka semua adalah racun.
Untuk dapat memahami, kenapa obat terasa pahit, kita harus memahami dulu, sebenarnya apa sih yang dimaksud “rasa” dan bagaimana mekanisme kerjanya otak manusia dapat mengenali masing - masing rasa tersebut.
Sejauh ini, ada lima rasa yang dapat dikenali oleh manusia, yaitu asin, asam, manis, pahit, dan umami.
Tidak ada satu senyawa kimia pun yang dapat merangsang lebih dari satu, dari kelima reseptor rasa ini, dan terdapat suatu ambang batas jumlah molekul minimal yang harus terpapar pada reseptor untuk membuat otak mengenali keberadaan senyawa ini pada lidah.
Sumber tabel : Physiology of Taste
Apa yang dapat kita pelajari pada tabel diatas?
Yaaaa, benar! senyawa yang dapat menimbulkan rasa pahit memiliki treshold yang sangat rendah, sehingga hanya dengan konsentrasi yang kecil suatu senyawa pahit dapat merangsang reseptor rasa pahit untuk melapor kepada otak.
Mekanisme ini bekerja sangat efektif sebagai alert, untuk mencegah masuknya racun kedalam tubuh. [2]
Bayangkan kalau sianida terasa manis, lidah akan membutuhkan konsentrasi sianida dalam jumlah banyak, untuk dapat mengidentifikasi bahwa ada suatu senyawa berbahaya yang sedang memasuki tubuh.
Agar sedikit lebih seru, saya memiliki sedikit eksperimen kecil - kecilan (´∀`)
Cobalah berkumur - kumur dengan jus pare dan air gula, kira - kira mana dari kedua rasa tersebut yang akan hilang lebih dahulu?
Jika jawabanmu adalah rasa pahit akan bertahan lebih lama di mulut, maka poin 100 untukmu.
Kenapa hal ini bisa terjadi?
Karena rasa manis hanya memiliki 3 macam reseptor, [3] diberi nama TAS1R1sampai TAS1R3, selengkapnya dapat dibaca disini.
Sementara itu, rasa pahit memiliki 43 macam reseptor, diberi nama TAS2R1sampai TAS2R50, termasuk reseptor - reseptor yang memiliki redundansi, apabila tertarik untuk mempelajari lebih lanjut, selengkapnya dapat dibaca disini.
Yeay! akhirnya kita sampai di ujung cerita, mengapa obat terasa pahit?
Aku beri satu rahasia, jangan bilang siapa - siapa yah.
Tidak semua obat terasa pahit (´∀`)
Tidak semua obat bersifat basa lemah, ada obat yang merupakan asam lemah.
Akan tetapi, ada banyak sekali obat - obatan maupun racun yang merupakan turunan dari alkaloid, dimana susunan molekul alkaloid menyebabkan senyawa ini dan turunannya bersifat basa.
Sifat basa menyebabkan suatu senyawa terasa pahit.
Tidak percaya? cobalah kunyah sabun, kira - kira apa yang akan kita rasakan :D
Sifat basa dari alkaloid ini menyebabkan senyawa alkaloid dan derivatnya mudah terdekomposisi, karena hal inilah di pasaran umumnya obat - obatan ini berada dalam bentuk garamnya.
Karena itu, umumnya obat - obatan dengan akhiran HCl, HBr, dan sebagainya, kemungkinan besar terasa pahit. Contohnya Efedrin HCl, Kodein HCl, dan Dekstrometorfan HBr.
Ah sampai mana tadi, oh yaaaaa obat apa yang tidak terasa pahit yah?
Contoh dari obat - obatan ini adalah aspirin (asam asetil salisilat), karena rasanya yang tidak pahit, cenderung asam, bahkan obat ini ada versi tablet kunyahnya.
Contoh lainnya adalah Isosorbide Dinitrate (ISDN), obat ini digunakan dengan cara diletakkan dibawah lidah, dan hanya berasa tawar saja, tidak terasa pahit sama sekali.
Terima kasih sudah berkenan membaca sampai selesai, saya menunggu sanggahan serta saran perbaikan dari teman - teman Quorawan semua.
( ´ ▽ ` )
Catatan
- Cerita ini merupakan penjelasan yang over simplified, ada banyak sekali hal - hal yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut.
- Cerita ini bukan merupakan bentuk promosi terhadap produk farmasi tertentu.
Catatan Kaki
No comments:
Post a Comment