Thursday, March 28, 2019

Mengobati diare saat pendakian

Diare adalah penyakit yang sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat, saking tidak asingnya, diare layaknya suatu penyakit yang akrab ditemui dan dianggap sepele. Namun apakah benar diare bisa dianggap remeh?
Jawabnya tidak. Diare sangat berbahaya, apalagi jika terjadi pada balita, orang yang sedang terserang penyakit, defisiensi nutrisi maupun sedang melakukan aktivitas berat, diantaranya adalah mendaki gunung. Salah satu penyebab diare dapat menjadi kasus serius pada saat pendakian adalah penanganan diare yang terlambat atau kurangnya kewaspadaan pada penyakit ini.
Diare dapat menyebabkan dehidrasi karena cairan dan elektrolit tubuh akan banyak keluar bersama tinja sehingga tubuh kesulitan menjalankan fungsinya. Jika air dan garam tidak digantikan cepat, tubuh akan mengalami dehidrasi berat. Jika pada saat pendakian ada rekan yang mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti lemah dan lesu, mulut kering, rasa haus, mata terlihat cekung kedalam, cairan mata kering, dan kelenturan kulit menurun, dan terjadi penurunan kesadaran, maka tindakan cepat harus segera dilakukan untuk mengatasi dehidrasi.
Penyebab diare dapat bermacam-macam. Dapat disebabkan karena stress, alergi makanan, obat – obatan, maupun infeksi bakteri, virus, protozoa, cacing, dan racun, hal ini tentu terkait dengan kebersihan dari makanan maupun minuman yang dikonsumsi selama pendakian, disarankan untuk memasak makanan hingga matang pada saat kondisi memungkinkan seperti sedang berada di camp,merebus air yang didapatkan dari sumber air sebelum diminum, menggunakan peralatan makan yang bersih dan mencuci tangan sebelum makan.
Sebelum melakukan pendakian, disarankan untuk mempersiapkan Cairan Rehidrasi Oral seperti Oralit yang mengandung karbohidrat (glukosa) dan elektrolit-elektrolit (sodium, potassium, klorida, dan sitrat atau bikarbonat). Atau yang lebih kita kenal sebagai larutan dari kombinasi garam dan gula dengan komposisi tertentu. Glukosa diperlukan sebagai sumber energi dan dapat membantu usus dalam penyerapan cairan dan elektrolit-elektrolit. Sedangkan elektrolit-elektrolit ditujukan untuk penggantian cairan tubuh pada kondisi dikeluarkannya cairan akibat diare. Untuk menghemat space pada carrier kita, bawalah Oralit dalam bentuk sachet, larutkan dalam air matang sebelum dikonsumsi.
Apabila ada rekan pendaki mengalami diare dan tidak membawa Oralit, kita dapat membuat Cairan Rehidrasi Oral darurat dengan mencampurkan satu sendok teh gula dan ¼ sendok teh garam (atau perbandingan gula dan garam 1:4) ke dalam 1 gelas air 200 ml. Oralit atau CRO darurat ini harus diberikan sesering mungkin, terutama setelah buang air besar. Hal ini akan membantu tubuh mengganti dengan cairan tubuh yang telah hilang.

Disarankan untuk membawa obat anti diare seperti New Diatab maupun Norit yang merupakan obat bebas golongan adsorben atau karbon aktif yang berfungsi untuk mengabsorpsi toksin pada saluran pencernaan dan menghentikan diare yang disebabkan oleh racun maupun toksin pada makanan atau minuman.
Apabila diare yang muncul disertai demam atau darah pada feses, maka dianjurkan untuk segera batalkan rencana pendakian, kembalilah ke pos awal dan periksa ke dokter. Dokter akan memberikan obat yang tepat untuk penanganan diare tersebut. Jika diare disebabkan oleh bakteri maka antiobiotik seperti Amoxicillin akan diberikan untuk membunuh bakteri penyebab diare. Bagi penderita diare parah, dokter mungkin akan meresepkan obat anti diare golongan opiat dan turunannya, yaitu Loperamid (Imodium®)Golongan obat ini bekerja dengan memulihkan sel-sel yang berada dalam keadaan hipersekresi ke keadaan resorpsi normal kembali.

No comments:

Post a Comment