Friday, March 29, 2019

Mengapa cabai rasanya pedas?

Sebenarnya cabai tidak memberikan “rasa” pedas, karena pedas tidak terkategorikan sebagai rasa. Pedas adalah sebuah sensasi yang terjadi akibat iritasi yang terjadi pada lapisan mukosa, baik pada rongga mulut, lidah, maupun kulit.
Mekanisme timbulnya sensasi pedas adalah karena capsaicin, yang terkandung dalam cabai akan merangsang sel saraf sensorik TrpV1, otak akan menerjemahkan aktivasi dari sistem saraf sensorik ini sebagai panas berlebih (excessive heat) atau abrasi sel secara fisik. Rasa sakit atau perih pada mulut dan lidah yang muncul akibat cabai disebabkan karena pelepasan mediator nyeri, yaitu prostaglandin dan mediator inflamasi yaitu bradykinin. Mediator inflamasi inilah yang menyebabkan bagian yang terkena cabai akan menjadi kemerahan.



Capsaicin banyak digunakan sebagai obat pengurang rasa nyeri. Aplikasi capsaicin topikal pada kulit dapat menghasilkan sensasi terbakar yang sangat intens, setelah sel - sel saraf sensorik kelelahan, maka akan habis pula jumlah neurotransmiter yang terlibat dalam mentransmisikan sinyal rasa sakit ke otak. Hal ini sedikit banyak menjelaskan, mengapa tamparan kedua dan ketiga dari mbak pacar tidak sesakit tamparan pertama.
Sekadar menambahkan trivia, capsaicin merupakan senyawa non polar yang mudah larut dalam alkohol maupun benzene dan oleh karenanya sukar larut dalam air, hal inilah yang menyebabkan sensasi pedas akibat memakan cabai sulit hilang dengan hanya meminum air putih, khususnya air putih yang dingin.
Oleh karena itu setiap saya hendak makan ayam penyet, ayam geprek, dan komplotannya, saya akan selalu menyediakan susu hangat sebagai penawarnya :D

No comments:

Post a Comment